Skema (Peta Konsep Ihram)




Mata Kuliah : Fiqih Haji
Dosen : Al-Fakhri Zakirman Lc, MA.
Nama : Vina Uswatun Hasanah              
Nim : 11533009
Kelas : V B Manajemen Dakwah
 





Tata cara Ihram
1. Lebih dahulu membersihkan badan, memotong kuku, mandi dan berwudhu
2. Memakai pakaian ihram
 - Laki-laki : memekai 2 helai kain putih yang tidak berjahit. Sehelai dipakai seperti kain panjang dan  yang sehelai lagi untuk selendang atau selimut guna menutup badan.
 - Perempuan : memakaian pakaian putih seperti pakaian shakat, hanya muka dan kedua telapak tangannya yang terbuka.
3. Shalat sunnah ihram 2 rakaat
4. Memakai wewangian 
5. Mengumandangkan Talbiyah,  hukumnya sunnah menurut Asy Syafi’iy dan Ahmad, dalam keadaan ihram. Dan wajib menurut Mazhab Hanafi dan Maliki yang jika meninggalkannya terkena dam. Lafazhnya seperti yang tercantum dalam As Sunnah:
«لبيكَ اللهمّ لبيك، لبيكَ لا شريك لكَ لبيك، إنّ الحمد والنعمة لك والملك، لا شَريك لك

Dam bagi orang yang melanggar ihram
1. Orang yang melanggar larangan ihram, maka wajib membayar dam sesuai tingkat larangan yang dilarang.
2. Orang yang membunuh binatang buruan ditanah haran. Pembayaran dam menyembelih binatang yang serupa atau hampir serupa dengan binatang yang di bunuh.
3. Kalau tidak dapat ia wajib bersedekah makanan kepada fakir miskin sebanyak harga binatang yang dibunuh
4. Kalau tidak mungkin pula, maka ia boleh berpuasa dengan hitungan untuk tiap-tiap mud (kira-kira 600gram) dengan puasa 1 hari, jadi andaikan harga seekor kambing 1000 dan harga beras Rp.50; per mud, berarti ia harus berpuasa selama 20 hari
.
Miqat
Miqat Merupakan syarat pertama ihram, miqat ada 2 macam
  1. Miqat Zamani: waktu-waktu pelaksanaan haji; mulai dari awal bulan Syawal sampai tanggal sepuluh bulan Dzulhijjah
  2. Miqat Makani: tempat ber-ihram yaitu tempat-tempat (tertentu) di mana seseorang yang akan melaksanakan haji atau umrah memulai ihramnya. Tempat-tempat tersebut telah ditentukan oleh Rasulullah Saw sesuai dengan arah kedatangan jamaah haji, yaitu:
  • Dzul Hulaifah (Bir ‘Ali), miqat penduduk Madinah atau yang datang dari arahnya.
  • Juhfah, miqat penduduk Syam atau yang datang dari arahnya.
  • Qarnul Manazil, miqat penduduk Nejd atau yang datang dari arahnya.
  • Yalamlam, miqat penduduk Yaman atau yang datang dari arahnya.
Orang yang tidak sampai pada batas-batas miqat tersebut, maka ia ber-ihram dari rumahnya. Demikian pula penduduk Mekkah, mereka ber-ihram dari rumah mereka masing-masing.


Referensi :
  Drs.Moh.Rifa’I, Fiqih Islam lengkap, Semarang : PT. Karya Toha  Putra, 2014. Hlm 345-352


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB VI BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI ISLAM

Bab II SUMBER ILMU KOMUNIKASI ISLAM